Rabu, 02 Mei 2012

Di Balik Penampilan Fisik


Cerita ini berawal ketika teman saya diundang mengisi acara seminar motivasi di Kendari. Orang yang melihat penampilannya mungkin tidak akan mengira kalau beliau seorang motivator hebat. Secara fisik, tubuhnya kurus dan cara berpakaiannya sederhana. Setibanya di Bandara Haluoleo, beliau menunggu panitia penjemput di dekat pintu keluar. Supaya mudah dikenali, sebelumnya beliau sudah memberikan ciri-ciri pakaian yang akan dikenakan kepada panitia penjemput.

Sekian lama menunggu, tak seorang pun yang menemuinya. Namun beliau mengamati sudah lama ada orang mondar-mandir lewat di depannya sambil sesekali melihat ke arah beliau. Mungkin ini panitia penjemput, demikian dugaan beliau. Akhirnya teman saya mencoba memastikan dugaannya dengan mendekati orang tersebut lalu mengenalkan namanya. Orang tersebut terlihat kaget dan heran, mungkin tidak menyangka kalau yang duduk sejak tadi adalah orang yang mau dijemputnya. Selama perjalanan menuju tempat acara, tidak banyak perbincangan yang dilakukan, panitia penjemput tidak banyak merespon kata-kata teman saya.

Tiba saatnya teman saya menyampaikan materi seminarnya. Luar biasa, beliau mampu menginspirasi dan membakar semangat ratusan peserta yang hadir. Ini diketahui dari berbagai respon yang disampaikan seusai acara seminar, baik dari panitia maupun peserta. Salah seorang panitia menyampaikan kekagumannya setelah sebelumnya dia merasa ragu kesuksesan acara seminar tersebut karena meragukan kapasitas pembicara (teman saya) yang diundang. Ternyata kekhawatiran panitia tidak terbukti, sebaliknya alhamdulillah acara seminar menjadi luar biasa dengan kehadiran teman saya sebagai pembicara. Hasil seminar adalah terwujudnya tekad dan komitmen seluruh peserta untuk membuat suatu event besar yang belum pernah ada dalam sejarah di Sulawesi Tenggara. Alhamdulillah event besar itu telah terlaksana pada Juli 2011 dengan peserta lebih dari 20.000 di eks monumen MTQ Kota Kendari.

Sungguh ada hikmah berharga di balik cerita di atas. Kapasitas seseorang tidak bisa dinilai dari penampilan fisik maupun pakaian. Meskipun demikian, penampilan luar juga merupakan aksesoris yang terkadang penting diperhatikan. Bangunlah persepsi berdasarkan fakta yang sudah jelas kebenarannya, jangan membangun persepsi berdasarkan asumsi. Asumsi sering kali hanya menghantarkan pada kekeliruan, bukan pada kebenaran. Sedangkan persepsi akan mempengaruhi cara berpikir dan bertindak kita. Maka bangunlah persepsi kita secara benar.

Di sisi lain, teman saya sejak awal bertemu panitia sudah merasakan aura ketidakpercayaan panitia kepada beliau. Luar biasa, sedikit pun beliau tidak terpengaruh lingkungan negatif yang dihadapinya. Beliau tetap fokus pada kekuatannya. Hal inilah yang menyebabkan beliau tetap percaya diri. Benarlah filosofi bahwa percaya diri bukan dibangun oleh materi dan penampilan fisik, tetapi percaya diri dibangun oleh pikiran dan sikap diri positif. Anda setuju..?

0 komentar:

Posting Komentar