Jumat, 07 September 2012

Dialogika (2): Profesor & Seorang Atheis


Seorang profesor menceritakan pengalamannya ketika ia berkunjung ke Eropa. Kelihatannya ini adalah kisah andalan beliau kalau ada acara keislaman. Saya sudah mendengarnya beberapa kali. Begini kisahnya.

Ketika di Eropa, beliau tetap mendirikan sholat. Ada yang berkomentar setelah dia melakukan sholat.
“Ha ha ha, Jadi Anda masih percaya Tuhan, Prof?”

Sang Profesor menjawab,”Eh, Anda jangan menghina saya ya. Mari kita bandingkan. Apa sih kelebihan Anda yang atheis? Jika keyakinan Anda benar, maka kita adalah sama setelah mati.  Saya jadi tanah Anda juga cuma jadi tanah. Terus kelebihan Anda apa coba? Itu kalau keyakinan Anda yang benar. Tapi kalau saya yang benar… Maaf, kita beda jauh banget, Bung! Saya di Surga, Anda di neraka!”

Orang Eropa itu shock sekali dengan jawaban itu. Dia tak pernah berfikir sedalam itu. Akhirnya orang atheis itu dikisahkan menjadi seorang yang beriman.

Bagaimana Saudaraku? Hebat sekali kisah ini?

Menurut saya… tidak. Karena Sang Profesor hanya menggertak. Orang Eropa itu menjadi takut, ia merasa berspekulasi kelas tinggi. Untuk keamanan lalu dia berkeimanan.

Ia sebenarnya kurang yakin akan Tuhan dan akhirat, tapi karena resiko tidak beriman itu terlalu (yaitu Neraka), maka dia beriman untuk jaga-jaga. “Apa susahnya beriman dan beramal ala kadarnya, daripada resiko neraka selamanya. Kalau Tuhan dan akhirat itu tidak ada, aku juga gak rugi.” Mungkin begitu pikir orang eropa itu.

Semoga saja dakwah Sang Profesor hanya permulaan saja.

Demikian juga saya. Artikel ini hanya permulaan saja. Saya hanya ingin merefresh bahwa tidak ada itu “keimanan yang spekulatif.” Lalu bagaimana seharusnya?

Anda jangan kemana-mana, terus ikuti saya…

link: http://moslempreneur.com/kisah-profesor-dan-seorang-atheis/

0 komentar:

Posting Komentar